Kenangan Masa Kehamilan Kedua di Tri Semester Kedua

Trimester kedua kehamilan berlangsung mulai dari minggu ke-13 hingga minggu ke-27. Di periode ini, biasanya ibu hamil sudah lebih enjoy dan energik walau sedikit agak puyeng. Keluhan mual-mual tak aku rasakan lagi dan sudah hilang sama sekali.


Mumpung lagi santai, aku mau nulis “catatan bersejarah”, sesuatu yang insyaa Allah akan bermanfaat untuk teman-teman Diary dan siapa saja yang nyasar ke blog ini. Haaayuuk…. lanjutin kenangan Masa Kehamilan Kedua di Trisemester Kedua. Story di trisemester pertama, klik link ini ya?

Bulan Keempat
Meski sudah mulai merasa lebih nyaman, pusing masih sering aku alami di awal trisemester kedua. Konsultasi ke dokter, hasil diagnosa ternyata aku darah rendah. Kata dokter, tekanan darah rendah biasanya disebabkan oleh adanya perubahan hormon dan peningkatan aliran darah ke janin. Selain itu, tekanan darah rendah juga bisa disebabkan oleh anemia, dehidrasi, kurangnya asupan nutrisi, infeksi, dan pengaruh obat yang dikonsumsi.

Dokter sarankan agar aku mengkonsumsi makanan penambah tekanan darah rendah hingga makanan yang mengandung banyak air.


Selain itu, dokter memberikan obat tambahan penambah tekanan darah.



Agar calon buah hati tetap sehat selama di kandungan, aku mulai rutin pemeriksaan kandungan dengan harapan agar selama kehamilan ini aku dan cadebay sehat insyaa Allah. Sesuai pengalaman di masa kehamilan pertama. ada 2 (dua) lokasi yang aku pilih sebagai tempat pemeriksaan kehamilan hingga lahiran, yakni Bidan Puskesmas Marisa dan Dokter Spesialis Kandungan di Kota Marisa, dr. Agus Hasan, Sp.OG.

Aku mendapatkan lagi kitab sakti kehamilan saat check up di Bidan Puskesmas Marisa, hehe.. yakni Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang merupakan media pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan, nifas hingga proses merawat anak usia lima tahun. Di buku ini, pencatatannya mencakup pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak, dan KB.


Secara garis besar, ada dua elemen penting yang kudapatkan dari buku KIA, yaitu sebagai media pencatatan atau monitoring kesehatanku dan calon bayi. Dan yang kedua adalah informasi-informasi seputar kesehatan ibu hamil, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi imunisasi, gizi seimbang, vitamin A, dan pola makan anak seperti kebutuhan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Lengkap deh pokoknya.

Rahim yang terus membesar dan pergerakan si kecil di dalam perut, kini mulai dapat aku respon dengan natural. Perut terasa keram dan sedikit panas di bagian dada sekali-sekali kurasakan. Tetap sabar ya Bu, Gak apa-apa, itu pengaruh perkembangan si kecil dalam rahim ibu, Kata dokter.

Sama dengan kondisi di masa kehamilan pertama, walau sudah sedikit nyaman namun aku paling jarang mandi dan berdandan. Aktivitas dan rutinitas kantor tetap kujalani seperti biasanya, bahkan aku masih bisa ikut bergabung dengan kegiatan-kegiatan bulanan DWP Unit BKPP Kabupaten Pohuwato.

Bulan Kelima
Memasuki bulan kelima, perutku sudah lebih membuncit, terutama pada bagian bawah. Berat badanku kurasakan sedikit naik (baca, gagal diet lagi hahaha…), mungkin karena pengaruh peningkatan nafsu makan ya.

6 Desember 2017, check up lagi ke Dokter Spesialis Kandungan untuk pengecekan USG. Memeriksa pertumbuhan bayi serta untuk memastikan waktu kelahiran. Saat USG, hatiku deg-degan, karena alat kelamin si cadebay sudah mulai berkembang dan bisa dilihat pada bulan kelima masa kehamilan.

Dan, taraaaaaaaaaaaaa… setelah di USG, berjenis kelamin laki-laki. Alhamdulillah baby boy lagi. Aku lihat suami tetap tenang dan tersenyum. Dia ketawa lepas, saat dokter Agus celoteh, “Ayah, siapkan saja ring tinju di rumah, karena si kakak udah ada lawan tandingnya”

Bulan kelima masa kehamilan, aku dan suami sepakat untuk menyapih atau menghentikan si Azka menyusu ASI. Pertimbangannya, si cadebay juga butuh nutrisi lebih dariku untuk perkembangannya. Menyapih anak adalah hal paling sulit bagiku dan terutama si Azka. Saking teganya, aku bohongi si Azka dengan mengoleskan balsem di payudara, bahkan memberikan ramuan agar rasanya pahit. Kusadari ini adalah cara yang salah. Walaupun begitu, perlahan namun pasti aku tetap memberitahukan yang sebenarnya kepada si kecil Azka.


“Maafkan Bunda Nak, ada adik bayi yang mau makan di dalam perut bunda. Jadi Kakak Azka minum susu di botol dot saja ya?” Pokoknya aku buat si Azka senyaman mungkin. Ada tambahan pengeluaran lain-lain sih akibat menyapih si Azka, yakni cemilan kesukaannya agar dia tidak rewel.


Perubahan fisik yang kualami di bulan ke-5 bulan, yakni munculnya varises dan stretch marks, payudara membesar, dan rasa lapar yang tidak berhenti. Pregnancy brain atau kondisi sering lupa dan sulit berkonsentrasi, mood swings atau perubahan suasana hati dan stress juga sering kualami. Gejala-gejala seperti yang kurasakan di bukan ke-4 seperti sesak napas masih ada juga, selain itu sering sakit kepala, kelelahan, kram, sakit punggung serta pembengkakan di tangan dan kaki.

Bulan keenam
Bulan keenam adalah tahap akhir dari kehamilan trimester 2. Di bulan ini yang kurasakan paling melelahkan. Banyak agenda dan rutinitas kantor menghadapi akhir tahun, serta merawat si kecil Azka dengan beban diperut yang makin membesar. Kata dokter, kondisi ini cukup wajar. Sebab, ibu sering merasa lelah karena tubuh sedang bekerja keras untuk memastikan janin berkembang dengan baik. Semua tetap kusyukuri dan kunikmati, Alhamdulillah Yaa Allah...

Aku dan suami berencana mau akhir tahun di Kampung halaman, Kotamobagu. Bertepatan dengan agenda kantorku yang akan melaksanakan kegiatan Family Gathering di Kota Manado. Aku pun menyiapkan “energi lebih” untuk agenda jalan-jalan ini. Gak bisa capek, harus kuat, makan teratur dan istirahat yang cukup, batinku.

Nih dokumentasi waktu jalan-jalan akhir tahun 2017 di Kota Manado...





Next...

Aku jadi keseringan buang air kecil. Olahraga jalan pagi di seputaran kawasan perumahan selama 20 sampai 30 menit sering kulakukan. Oh iya, Ketika kehamilan menginjak usia enam bulan, pendengaran bayi telah berkembang. Maka yang sering kulakukan adalah mulai mengajaknya bicara atau memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an padanya.

Seiring perutku yang kian membesar, tidur telentang kurasakan bukan lagi opsi untuk tidur yang nyaman. Rasa sesak akibat tekanan rahim justru membuatku susah tidur. Maka, yang kulakukan adalah mengatur posisi tidur senyaman mungkin agar tetap bisa beristirahat dengan maksimal.

Berbaring menyamping ke kiri atau ke kanan. Menyelipkan bantal di antara dua kaki dan pakai bantal lain untuk menyangga perut. Tumpuk dua bantal pada bagian kepala untuk mengurangi rasa sesak. Guling lainnya kujadikan penyangga tubuh bagian belakang saat tidur menyamping untuk mengurangi pegal-pegal di pinggang. Nyaman deh…

Apa lagi ya? Rasanya hanya itu yang aku rasakan di trisemester kedua. Masih ada satu trimester lagi deh, udah ya Diaryku. Mau istirahat dulu.

Welcome trisemester ketiga…


0 comments:

Posting Komentar

Hai sobat diary... Terima kasih sudah berkunjung ke diaryku. Semoga tulisannya bermanfaat. Jangan lupa beri Komentar, bisa saran atau tanggapan dari tulisanku sebagai bahan evaluasi nanti. Sering-seringlah mampir ke Diaryku ya? Aku pasti akan melakukan kunjungan balik ke blog teman-teman dan menjalin persahabatan.

Salam
Naya

Komentar Sahabat
Sahabat Diary