Kenangan Masa Kehamilan Kedua di Tri Semester Ketiga

Hi Diary... Aku mau lanjutin cerita kenangan masa kehamilan keduaku ya? Story kali ini kenangan di trimester ketiga, yakni minggu ke-28 sampai dengan minggu 40. Dimana masa waktu untuk bertemu dengan si Cadebay semakin dekat, yang otomatis menguras semua energiku mempersiapkan diri menghadapi persalinan untuk bertemu dengan buah hati setelah penantian selama 9 bulan.



Banyak hal yang aku siapkan dalam menyambut proses persalinan keduaku ini, mulai dari membuat list catatan kebutuhan dalam persiapan persalinan, merencanakan pemindahan faskes, mencari Rumah Sakit tempat persalinan yang nyaman. Intinya harus siap secara fisik, psikis dan finansial.

Bulan Ketujuh
Memasuki bulan pertama tri semester ketiga (Bulan Ketujuh), Berat badanku tambah naik. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kenaikan berat badan ibu hamil penting lho untuk kesehatan kehamilan kita dan untuk kesehatan jangka panjang ibu dan calon bayi di dalam perut. Walau berat badanku naik drastis, kuncinya tetap mengonsumsi makanan sehat untuk memberikan nutrisi penting untuk si cadebay dalam kandunganku. Ingat Moms, apapun yang kita konsumsi ikut di konsumsi si buah hati.

Bengkak kan? Hehe...

Tanggal 24 Januari 2018, Aku mengurus pemindahan faskes persalinanku di BPJS Kesehatan Pohuwato. Walaupun tanpa ditemani Suami (karena dia lagi sibuk kerja), Alhamdulilah selesai juga pergantian faskes dari Puskesmas Marisa ke Puskesmas Upai tanpa kendala apapun.

Alasan pemindahan faskes biar gak ribet bila waktu persalinanku tiba. Sebab telah kubulatkan tekad untuk persalinan anak keduaku tetap di Upai, Kampung halamanku.

Gimana ya rasanya lahiran di Tanah Rantau? Si Azka anak pertamaku, dilahirkan di Kotamobagu. Wajar sih, anak pertama jadi sifatnya WAJIB di kampung halaman. Hehe.. Trus, kehamilan keduaku ini rasanya masih belum mampu juga untuk bersalin di tanah rantau.

Oh iya, Sobat Diary lebih milih mana lahiran di kampung sendiri atau di tanah rantau? Tentu jawabannya bisa sangat subjektif sekali tergantung situasi dan kondisi. Untuk bunda-bunda yang berjiwa berani dan mandiri, tentunya tidak masalah persalinan di tanah rantau tanpa didampingi sanak saudara, hanya suami yang setia menemani.

Berbeda halnya denganku yang bawaannya manja kalo lagi hamil dan gak bisa kalau ngapa-ngapain tanpa kerabat dan family yang membantu, termasuk untuk urusan persalinan ini. Suamiku selalu berpesan, sekalipun Bumil kalo hidup di perantauan, DILARANG MANJA. Sebagai perantau tentu kami dituntut mandiri, apalagi kami tak punya sanak family di Bumi Panua ini.

Pada Bulan ketujuh ini aku mengalami insiden yang nyaris membuat diriku dan calon bayiku celaka. Ini karena aku juga kurang hati-hati saat masuk kamar mandi di kantorku.

Pagi menjelang siang di tanggal 9 Februari 2018, kejadian yang mungkin tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Aku terpeleset di kamar mandi, untungnya aku masih siaga dan masih bisa menyeimbangkan badan, sehingga tidak terjungkal. Jatuhnya menyamping. Orang-orang disekitar kamar mandi langsung panik dan segera menghubungi suamiku.

Saat itu yang kurasakan takut, cemas, deg-degan dengan perasaan tak karuan. Suamiku memandangku kosong. Si Cadebay tidak bergerak lagi sepanjang perjalanan aku dilarikan ke Rumah Sakit. Aku terus mengusap perutku, berharap si cadebay akan bergerak di dalam rahimku. Rasa makin panik, gerakan yang aku harapkan sekedar “say hello” tak kunjung kurasakan.

Untunglah ada istri dari teman suamiku yang kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Bumi Panua, dan langsung masuk ke Poli Kebidanan dan Kandungan. Hasil USG Dokter, Plasentaku langsung turun dan ada flek darah, tapi untungnya tidak mengalami pendarahan.

Alhamdulillah, Allah masih melindungiku dan calon bayiku. Hasil diagnosa dokter secara keseluruhan semua baik-baik. Aku sangat bersyukur walaupun masih ada rasa bersalah didiriku karena tidak hati-hati.

Bulan Kedelapan
Bulan kedelapan ini tidurku mulai tidak nyaman, miring kiri atau miring kanan rasanya sesak banget. Sering merasa cemas, deg-degan yang berlebihan bahkan tidak keruan. Tapi aku sadari ini perasaan yang wajar menjelang persalinan, apalagi aku barusan mengalami kejadian yang sangat fatal. Kusibukkan hari-hariku dengan rutinitas yang ada, baik di rumah maupun di Kantor untuk menghilangkan rasa cemas yang berlebihan.

Alhamdulilah dengan kondisi hamil tua, Allah masih berikan kekuatan dan nikmat kesehatan untuk menjalankan tugas sebagai Ibu, Istri dan ASN. Bangun subuh masak sarapan suami dan anak trus beres-beres persiapan ke kantor, mandiin anak dan berangkat ke kantor.

Tanggal 8 Maret 2018, aku sempatkan diri konsultasi ke dokter Kandungan tentang proses persalinanku. Aku beranikan diri untuk bertanya ke dokter tentang persalinan normal karena mengingat si Cadebay tidak terlalu besar. Dokter kandungan hanya tersenyum, dan berkata, “Ibu, posisi ade malintang, jadi biar kecil tetap mo SC ulang”.

Aku pasrah aja dan tersenyum mendengar apa yang dokter katakan. Dalam batinku, telah siap untuk menghadapi Secar persalinan anak kedua. Bismillah...

Aku dianjurkan segera mengurus Cuti Bersalin, dan balik lagi tanggal 22 Maret 2018 untuk cek up terakhir. Tanggal 17 Maret 2018, Baai dan Aki Azka (Ayah dan ibuku) datang ke Kota Marisa untuk menjemput aku dan suamiku. Tanggal 21 Maret ditemani ibuku, pergi ke Puskesmas Marisa untuk mengambil Surat Pengantar Cuti Bersalin.

Singkat cerita, semua proses Alhamdulillah berjalan lancar, hingga akhirnya kami pulang kampung halaman. Setiba di Upai, langsung menyiapkan dan mengemasi segala perlengkapan yang akan dibutuhkan di rumah sakit sewaktu bersalin. Untuk jaga-jaga jika tiba-tiba aku akan melahirkan sebelum tanggal prediksi.

Bulan Kesembilan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Fatimah Kotamobagu

Sobat diary
, dugaanku tepat, karena memasuki usia kandungan 2 minggu dibulan kesembilan (genap 8 bulan 2 minggu) hasil diagnosa dokter langsung merekomendasikan untuk segera operasi secar karena hasil diagnosa ada kelainan dirahimku, mungkin pengaruh aku jatuh di kamar mandi pada bulan Februari kemarin. Sehingga bulan sembilan tri sementer terakhir ini tidak aku jalani lagi secara penuh.

Semua telah siap dan Dokter telah menentukan jadwal operasi secar pada tanggal 2 April 2018 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Fatimah Kotamobagu. See you next story...

1 comments:

Hai sobat diary... Terima kasih sudah berkunjung ke diaryku. Semoga tulisannya bermanfaat. Jangan lupa beri Komentar, bisa saran atau tanggapan dari tulisanku sebagai bahan evaluasi nanti. Sering-seringlah mampir ke Diaryku ya? Aku pasti akan melakukan kunjungan balik ke blog teman-teman dan menjalin persahabatan.

Salam
Naya

Komentar Sahabat
Sahabat Diary