Anak adalah dambaan semua orang yang sudah berkeluarga. Tanpa anak rumah terasa sepi, hidup terasa hampa. Tak punya anak, bisa memicu terjadinya perceraian.
Sebagai seorang ibu dengan 2 anak laki-laki yang super aktif, aku merasa "terpukul" membaca catatan kecil ini, dan akan membagikannya ke teman-teman pengunjung blog. Tentang anak-anak kita yang ternyata memiliki 13 permintaan dan tidak pernah mereka ucapkan.
1. Cintailah aku sepenuh hatimu, tanpa syarat, tanpa alasan.
Inilah yang diucapkan oleh semua anak di dalam hatinya. Namun karena tidak diucapkan, Anda pun tidak mengetahuinya sehingga anak selalu dijadikan pelampiasan kemarahan Anda pada saat melakukan kesalahan. Tentu saja ini membuat mereka sedih, karena apa yang menjadi keinginan mereka tidak bisa dilakukan oleh Anda sebagai orang tua.
2. Jangan marahi aku di depan orang banyak, aku butuh rasa aman, bukan rasa malu.
Menurut anak-anak yang ditemui oleh pengamat dari Amerika, memarahi mereka di depan umum memiliki dampak yang sangat negatif yakni akan membuat mereka menjadi kurang percaya diri. Ini disebabkan karena mereka merasa malu terhadap orang-orang sekitarnya.
3. Jangan bandingkan aku dengan kakak, adik, atau siapapun. Aku adalah aku, dengan keunikanku sendiri.
Aku adalah diriku, bukan kakakku bukan adikku. Jadi tolong jangan samakan dengan mereka, karena kami dilahirkan berbeda. Itulah jeritan mereka yang tidak pernah didengarkan oleh kita sebagai orang tua. Untuk itulah profesor Jensen, ahli Psikologi dari Universitas Brigham Young University untuk tidak membanding-bandingkannya. Karena takut kepercayaan diri mereka menjadi hilang akibat merasa tertekan.
4. Ayah, Bunda... Ingatlah, aku adalah cerminan kalian. Aku belajar dari apa yang kulihat.
Sebelum memarahi anak, cobalah instropeksi diri, apakah Anda pernah melakukan hal yang sama dengan anak Anda. Karena apa yang dilakukan oleh anak, merupakan tiruan dari masa lalu Anda. Jadi wajar saja kalau mereka mengatakan aku adalah fotocopimu di dalam hati saat sedang dimarahi.
5. Seiring bertambahnya usiaku, hargailah prosesku. Jangan terus anggap aku anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.
Guys sadarilah semakin hari umur anak semakin bertambah. Jadi wajar saja kalau mereka menjadi melawan saat dimarahi oleh Anda.
6. Izinkan aku mencoba. Jika salah, tuntun aku dengan sabar, bukan dengan amarah.
Sebagai orang tua rasa khawatir Anda terlalu berlebihan, akibatnya anak tidak boleh melakukan hal ini dan itu. Padahal mereka ingin sekali melakukannya, sehingga mereka selalu berkata di dalam hati biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku apabila salah. Untuk itulah alangkah baiknya jika Anda mempersilahkan melakukan apa yang mereka mau, kalau salah barulah diberitahu salahnya dimana sehingga mereka tidak akan melakukannya lagi.
7. Jangan terus mengungkit kesalahanku. Aku pun ingin belajar memperbaiki diri.
Saat memahari anak seringkali kita mengungkit kesalahannya. Lama kelamaan mereka akan memberontak, karena tidak suka jika kesalahan lama yang sudah tidak dilakukannya, kembali diungkit.
8. Aku adalah ladang pahala bagimu. Maka perlakukan aku dengan penuh kasih, bukan dengan amarah.
Ucapan ini terkadang membuat kita sedih, karena hadirnya anak mampu membuat pahala kita semakin bertambah. Lihat saja saat memberi makan anak, saat bermain dengan anak dan berbagai hal lainnya, semuanya dicatat oleh Allah SWT dan dijadikan pahala. Oleh sebab itulah, Anda harus menyadari bahwa anak adalah ladang pahala bagi Anda.
9. Berhati-hatilah dengan ucapanmu padaku. Apa yang keluar dari mulutmu adalah doa yang mungkin terkabul.
Ini yang terkadang tidak bisa kita kontrol saat marah, yakni kata kasar dan makian, Padahal Allah telah menjelaskan bahwa kata-kata tersebut menjadi doa bagi mereka. Jadi jangan heran kalau anak anda menjadi tidak pandai, pemarah dan pembohong. Ya itu karena ucapan yang Anda lakukan.
10. Jangan hanya berkata "jangan", tapi berilah aku penjelasan. Bantu aku memahami, bukan sekadar melarang.
Ucapan itu sebenarnya ingin dikatakan oleh anak, namun ia takut akan membuat marah Anda. Jadi kalau Anda melarang tolong jelaskan alasannya.
11. Tolong, Ayah dan Bunda... Jangan rusak jiwaku dengan bentakan setiap hari. Aku butuh kelembutan untuk bertumbuh.
Sedih gak sih mendengarnya. Makanya mulai saat ini janganlah membentak mereka. Cukup beritahu kesalahannya seperti apa. Sudah pasti mereka akan mengerti dan tidak mengulanginya. Dengan Anda tidak membentak, otomatis jiwa dan mental mereka tidak menjadi terganggu.
12. Jangan libatkan aku dalam masalah yang bukan bagianku. Jangan tumpahkan amarahmu padaku saat kau marah pada orang lain.
Inilah yang sering terjadi. Karena tidak bisa meluapkan kepada orang yang bermasalah denganmu. Anakpun jadi sasarannya, padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Hal ini tentu saja membuat mereka sedih dan rasanya ingin kabur saja dari rumah serta tidak menganggap Anda sebagai orang tua lagi.
13. Aku hanya ingin disayangi dan dicintai oleh kalian, karena kalianlah duniamu, tempat aku bertumbuh dan berharap.
Luluh gak sih mendengar ucapan ini. Berasa pengen keluar air mata. Untuk itulah mulai saat ini Anda harus menyayangi anak sepenuh hati. Dengan demikian mereka akan merasa nyaman dan terlindungi.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat.
Sebagai seorang ibu dengan 2 anak laki-laki yang super aktif, aku merasa "terpukul" membaca catatan kecil ini, dan akan membagikannya ke teman-teman pengunjung blog. Tentang anak-anak kita yang ternyata memiliki 13 permintaan dan tidak pernah mereka ucapkan.
1. Cintailah aku sepenuh hatimu, tanpa syarat, tanpa alasan.
Inilah yang diucapkan oleh semua anak di dalam hatinya. Namun karena tidak diucapkan, Anda pun tidak mengetahuinya sehingga anak selalu dijadikan pelampiasan kemarahan Anda pada saat melakukan kesalahan. Tentu saja ini membuat mereka sedih, karena apa yang menjadi keinginan mereka tidak bisa dilakukan oleh Anda sebagai orang tua.
2. Jangan marahi aku di depan orang banyak, aku butuh rasa aman, bukan rasa malu.
Menurut anak-anak yang ditemui oleh pengamat dari Amerika, memarahi mereka di depan umum memiliki dampak yang sangat negatif yakni akan membuat mereka menjadi kurang percaya diri. Ini disebabkan karena mereka merasa malu terhadap orang-orang sekitarnya.
3. Jangan bandingkan aku dengan kakak, adik, atau siapapun. Aku adalah aku, dengan keunikanku sendiri.
Aku adalah diriku, bukan kakakku bukan adikku. Jadi tolong jangan samakan dengan mereka, karena kami dilahirkan berbeda. Itulah jeritan mereka yang tidak pernah didengarkan oleh kita sebagai orang tua. Untuk itulah profesor Jensen, ahli Psikologi dari Universitas Brigham Young University untuk tidak membanding-bandingkannya. Karena takut kepercayaan diri mereka menjadi hilang akibat merasa tertekan.
4. Ayah, Bunda... Ingatlah, aku adalah cerminan kalian. Aku belajar dari apa yang kulihat.
Sebelum memarahi anak, cobalah instropeksi diri, apakah Anda pernah melakukan hal yang sama dengan anak Anda. Karena apa yang dilakukan oleh anak, merupakan tiruan dari masa lalu Anda. Jadi wajar saja kalau mereka mengatakan aku adalah fotocopimu di dalam hati saat sedang dimarahi.
5. Seiring bertambahnya usiaku, hargailah prosesku. Jangan terus anggap aku anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.
Guys sadarilah semakin hari umur anak semakin bertambah. Jadi wajar saja kalau mereka menjadi melawan saat dimarahi oleh Anda.
6. Izinkan aku mencoba. Jika salah, tuntun aku dengan sabar, bukan dengan amarah.
Sebagai orang tua rasa khawatir Anda terlalu berlebihan, akibatnya anak tidak boleh melakukan hal ini dan itu. Padahal mereka ingin sekali melakukannya, sehingga mereka selalu berkata di dalam hati biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku apabila salah. Untuk itulah alangkah baiknya jika Anda mempersilahkan melakukan apa yang mereka mau, kalau salah barulah diberitahu salahnya dimana sehingga mereka tidak akan melakukannya lagi.
7. Jangan terus mengungkit kesalahanku. Aku pun ingin belajar memperbaiki diri.
Saat memahari anak seringkali kita mengungkit kesalahannya. Lama kelamaan mereka akan memberontak, karena tidak suka jika kesalahan lama yang sudah tidak dilakukannya, kembali diungkit.
8. Aku adalah ladang pahala bagimu. Maka perlakukan aku dengan penuh kasih, bukan dengan amarah.
Ucapan ini terkadang membuat kita sedih, karena hadirnya anak mampu membuat pahala kita semakin bertambah. Lihat saja saat memberi makan anak, saat bermain dengan anak dan berbagai hal lainnya, semuanya dicatat oleh Allah SWT dan dijadikan pahala. Oleh sebab itulah, Anda harus menyadari bahwa anak adalah ladang pahala bagi Anda.
9. Berhati-hatilah dengan ucapanmu padaku. Apa yang keluar dari mulutmu adalah doa yang mungkin terkabul.
Ini yang terkadang tidak bisa kita kontrol saat marah, yakni kata kasar dan makian, Padahal Allah telah menjelaskan bahwa kata-kata tersebut menjadi doa bagi mereka. Jadi jangan heran kalau anak anda menjadi tidak pandai, pemarah dan pembohong. Ya itu karena ucapan yang Anda lakukan.
10. Jangan hanya berkata "jangan", tapi berilah aku penjelasan. Bantu aku memahami, bukan sekadar melarang.
Ucapan itu sebenarnya ingin dikatakan oleh anak, namun ia takut akan membuat marah Anda. Jadi kalau Anda melarang tolong jelaskan alasannya.
11. Tolong, Ayah dan Bunda... Jangan rusak jiwaku dengan bentakan setiap hari. Aku butuh kelembutan untuk bertumbuh.
Sedih gak sih mendengarnya. Makanya mulai saat ini janganlah membentak mereka. Cukup beritahu kesalahannya seperti apa. Sudah pasti mereka akan mengerti dan tidak mengulanginya. Dengan Anda tidak membentak, otomatis jiwa dan mental mereka tidak menjadi terganggu.
12. Jangan libatkan aku dalam masalah yang bukan bagianku. Jangan tumpahkan amarahmu padaku saat kau marah pada orang lain.
Inilah yang sering terjadi. Karena tidak bisa meluapkan kepada orang yang bermasalah denganmu. Anakpun jadi sasarannya, padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Hal ini tentu saja membuat mereka sedih dan rasanya ingin kabur saja dari rumah serta tidak menganggap Anda sebagai orang tua lagi.
13. Aku hanya ingin disayangi dan dicintai oleh kalian, karena kalianlah duniamu, tempat aku bertumbuh dan berharap.
Luluh gak sih mendengar ucapan ini. Berasa pengen keluar air mata. Untuk itulah mulai saat ini Anda harus menyayangi anak sepenuh hati. Dengan demikian mereka akan merasa nyaman dan terlindungi.
Semoga catatan kecil ini bermanfaat.
0 comments:
Posting Komentar
Hai sobat diary... Terima kasih sudah berkunjung ke diaryku. Semoga tulisannya bermanfaat. Jangan lupa beri Komentar, bisa saran atau tanggapan dari tulisanku sebagai bahan evaluasi nanti. Sering-seringlah mampir ke Diaryku ya? Aku pasti akan melakukan kunjungan balik ke blog teman-teman dan menjalin persahabatan.
Salam
Naya