Cinta Pertamaku Telah Pergi Untuk Selamanya

Tahun 2024 adalah tahun ujian terberat bagiku. di saat aku di daerah rantau, disela-sela persiapan adikku Pipit masuk ujian Proposal, Ujian akhir dan persiapan pembayaran SPP terakhirnya, trus persiapan anakku yang kedua Arkana masuk Sekolah Dasar, tiba-tiba aku mendapat kabar Duka yang sangat mendalam.

Tanggal 13 Januari 2024, bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1445 Hijriyah, Tuhan memanggil papa...

Papa pergi saat aku masih berada di daerah rantau, Pohuwato. Semua prosesi, mulai dari detik-detik terakhir papa sampai dengan pemakaman papa aku saksikan hanya melalui Video Call dan informasi-informasi di WA Group Keluarga. Sepanjang jalan aku terisak dan mata sembab, sungguh aku tak merasakan apa-apa. Datar. Nyaris tanpa impresi, betapa hancur hati ini.

Hingga aku tiba di Kotamobagu pukul 17.00 WITA, yang kutemui hanyalah tanah pekuburan. Di makam aku hanya diam. Tidak ada yang ingin kutanyakan, tidak ada yang ingin kudengarkan. Tanah terasa lembap di bawah jemariku. Dingin.

Papa tidak merasakan sakit lagi, tidurlah yang tenang dalam tidur panjangmu papa...

Allahummaghfir Lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Aa’fu ‘anhu Wa Akrim Nuzulahu Wa Wassi’ Madkhalahu, Waghsilhu Bil Maa i Wats-tsalji Walbarodi Wa Naqqihii Minal khathaa Ya Kamaa Yunaqqats-Tsawbul Abyadhu Minad Danas.

Wa Abdilhu Daaran khairan Min Daarihii Wa Ahlan Khairan Min Ahlihii Wa Zawjan Khairan Min Zawjihi, Wa Adkhilhul Jannata Wa A ‘Idzhu Min ‘Adzaabil Qobri Wa Fitnatihi Wa Min ‘Adzaabin Naar.

Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah dia. Dan muliakanlah dia di tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan dan dosa seperti baju putih yang bersih dari kotoran.

Dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga-Mu, dan lindungilah dia dari siksa kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.

Selamat jalan pa, Terima kasih sudah jadi ayah yang baik bagi Aneng selama ini. Maaf, Aneng nggak pernah mengutarakan cinta ke papa lewat kata-kata, tapi dalam lubuk hati engkaulah laki-laki terbaik yang pernah Aneng miliki. Terima kasih sudah menjadi orang paling berharga bagi Aneng.

Papa adalah cinta pertama dan laki-laki yang selalu nomor satu bagi Aneng. Tidak peduli sudah punya pasangan, papa tetap berada di peringkat itu di hati Aneng. Karena dari papa Aneng belajar banyak tentang kepemimpinan papa yang tidak harus keras namun harus tegas, tidak perlu kekerasan hanya perlu nasihat, tidak harus mahal yang penting nyaman, tidak harus sempurna yang penting ada.


Ya Allah, Setelah mengalami seperti apa dalamnya Kedukaan, aku sampai pada kesimpulan bahwa tak ada satupun buku yang dapat menggambarkan Kedukaan dengan sempurna. Begitu besarnya duka sehingga kita hanya bisa mengutip sebagiannya saja. Bahkan sebagiannya itu tak mudah menerjemahkannya dengan tepat menjadi kata-kata. Namun saat kamu merasakannya, kamu akan paham dengan sendirinya.

0 comments:

Posting Komentar

Hai sobat diary... Terima kasih sudah berkunjung ke diaryku. Semoga tulisannya bermanfaat. Jangan lupa beri Komentar, bisa saran atau tanggapan dari tulisanku sebagai bahan evaluasi nanti. Sering-seringlah mampir ke Diaryku ya? Aku pasti akan melakukan kunjungan balik ke blog teman-teman dan menjalin persahabatan.

Salam
Naya

Komentar Sahabat

Sahabat Diary