Masa Kehamilan Pertamaku di Tri Semester Ketiga

Yihaaaaa perutku semakin bunciiiittt

"Fabiayii Alaairobi Kumatukadziban" Puji syukur yang tiada pernah henti-hentinya kupanjatkan pada-Mu Ya Allah atas Anugerah terbesar ini. Alhamdulilah, masa kehamilanku memasuki Tri Semester Ketiga (minggu 28-40), dan Insyaa Allah akan terus dilancarkan sampai proses lahiran nanti.. Aamiin Allahuma Aamiin.


Seperti biasa, aku ingin melanjutkan ceritaku tentang masa kehamilan pertamaku. (Ehh iya.. story sebelumnya ada disini ya? Trisemester Pertama dan Trisemester Kedua).

Dan saat ini sudah memasuki bulan Februari 2016, Itu artinya, waktuku untuk bertemu dengan Si Kecil debay sudah semakin dekat. Di trimester akhir ini, sudah harus mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mumpung masih bisa nulis di notepad handphone, aku mau bagi kenanganku di masa-masa awal Tri Semester Ketiga ini.


Bulan Ketujuh

Yang pertama aku rasakan saat memasuki bulan ketujuh masa kehamilan pertamaku adalah kaki yang membengkak. Saat konsultasi ke Dokter kandungan, ternyata pembengkakan di tangan, kaki dan pergelangan kaki sangat umum terjadi pada ibu hamil. Setiap malam, suamiku melakukan terapi pijat untuk sedikit menetralisir pembengkakan. Bawaanku cepat capek. Yang membuatku lega, Dokter menginformasikan bahwa kaki bengkak pada ibu hamil bisa hilang dengan sendirinya 24 jam setelah melahirkan. Syukurlah…

Berat badanku makin naik. Sudah bisa dibayangkan teman-teman, di tri semester kedua saja sudah 69 kg, dan sekarang.. ahh sudahlah, gak perlu diumbar. Hahaha… Niatku hanya satu, pengen diet setelah persalinan nanti. Langsing kembali pasca melahirkan? Mungkinkah? Entahlah biar waktu yang menjawab dan membuktikan, yang terpenting saat ini aku sehat dan happy bersama cadebayku. Alhamdulillah.

Di tri semester ketiga, nafsu makanku meningkat. Dokter melarang untuk mengkonsumsi karbohidrat dan makanan yang manis secara berlebihan karena bisa berdampak pada bayi. Menurut dokter, Kadar gula berlebih dapat melewati plasenta dan meningkatkan kadar gula darah janin. Ini bisa meningkatkan produksi insulin dalam tubuh bayi dan dapat membuat bayi tumbuh lebih besar atau disebut makrosomia.

Nah, melahirkan bayi yang besar dapat menyebabkan komplikasi seperti kebutuhan operasi caesar, kelahiran prematur dan masih banyak lagi. Makanan manis juga menurut dokter hanya menyediakan kalori kosong dan tanpa energi. Ya udah, mau gimana lagi. Aku ikuti semua petunjuk dokter walaupun sekali-sekali aku melanggarnya. Hehehe..

Apalagi ya? Oh iya, si cadebay makin aktif. Menendang dan entah apalagi yang dilakukannya didalam sana, yang kurasakan sakit di area perut ketika dia bergerak. 

Maaf pak dokter... sekali-sekali makan ini boleh kan?
Leherku gak bisa kompromi, hehe..


Saat usia kandungan memasuki bulan ketujuh, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat Gorontalo adalah melaksanakan ritual “raba-raba puru” atau bahasa daerah gorontalo disebut molonthalo. Nah, ini juga berlaku untuk aku dan suamiku. Acara molonthalo dilaksanakan tanggal 26 Desember 2015 di rumah keluarga suamiku di Kelurahan Buladu. Keluargaku dari Kotamobagu pun turut hadir pada acara ini. 

Aku dan suami mengikuti prosesi ritual molonthalo

Masyarakat Gorontalo melaksanakan ritual molonthalo sebagai tanda atau doa selamatan yang menandai tujuh bulan usia kehamilan. Menurut om google, orang Jawa menyebutnya dengan istilah upacara Nujuh Bulanan, dalam dialek Melayu Manado disebut dengan Upacara Raba Puru (usap perut).

Pelaksanaan ritual molonthalo bertujuan sebagai wujud pencarian keberkahan akan hadirnya anggota keluarga baru. Acara ini merupakan pernyataan dari keluarga pihak suami bahwa kehamilan pertama adalah harapan yang terpenuhi akan kelanjutan turunan dari perkawinan yang sah. Gitu lho makna yang terkandung di ritual ini, (Ritual molonthalo untuk anak pertamaku, silakan baca disini).


Bulan Kedelapan

Memasuki usia kandung 35 minggu, perutku mulai terasa berat dan sering kesemutan. Aku masih rajin check up ke dokter kandungan. Hasil diagnosa di bulan kedelapan, kepala cadebay udah mulai masuk ke panggul, itu tandanya persalinanku makin dekat. Mudahkanlah Ya Allah.. Aamiin. Pengen rasanya cepat-cepat pulang kampung halaman di Kotamobagu.

Diusia kandungan di bulan kedelapan ini, dokter pun menganjurkan harus minum air putih sekiranya 8 gelas per hari, ditambah 1 gelas tiap kali habis melakukan aktivitas ringan. Kurang minum air dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan, baik pada ibu hamil maupun si cadebay.

Dokter juga menganjurkan untuk rutin olahraga ringan, seperti jalan santai di pagi hari atau beraktifitas dirumah. (Kok dokter bisa tahu kalo aku paling suka bermalas-malasan.. hehehe). Rutin berolahraga akan memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil, di antaranya mengatasi nyeri punggung, meredakan sembelit dan perut kembung, meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot, serta membuat tidur menjadi lebih berkualitas.

Box bayi calon debayku.. nuansa hijau kuning

Perlengkapan bayi, seperti baju, celana, topi bayi, kain bedong termasuk box bayi dan merias kamar untuk si cadebay, aku siapkan diakhir bulan kedelapan sampai memasuki bulan kesembilan usia kandunganku. Perlengkapan bayinya aku beli di Gorontalo dan yang merias kamar si cadebay adalah suamiku sendiri. Yah tentunya yang dirias adalah kamar di rumah orang tuaku di Kotamobagu. Walaupun aku penyuka warna pink, aku pilihkan untuk si cadebay nuansa warna kuning dan hijau.


Bulan Kesembilan

Pertengahan bulan Januari 2016, gak terasa sudah memasuki minggu ke-39, berarti aku sudah harus siap siaga karena tiap saat ada kemungkinan untuk melahirkan. Aku pun sudah mengajukan cuti persalinan dan siap-siap cusss ke kampung halaman. Berdasarkan surat rujukan dokter kandungan aku pulang kampung berangkat ke Kotamobagu tanpa harus menunggu lagi ijin cuti yang sementara di proses. Tapi Alhamdulillah, aku beroleh ijin cuti persalinan dari tanggal 10 Februari 2016 sampai dengan 10 Mei 2016.

Saat mau berangkat kami menyempatkan diri berkonsultasi ke dokter kandungan, dan dia menyarankan sebaiknya menggunakan bus besar agar tidak terasa benturan-benturan saat dijalan nanti. Perjalanan pulang ke kampung halaman sangat melelahkan, jaraknya memakan waktu hingga 12 jam perjalanan.

Setelah tiba di Kotamobagu, kontrol mingguan tetap kujalani. Tanggal 9 Februari 2016, Check up lagi ditemani mamaku pukul 19.00 WITA. Berdasarkan diagnosa dokter, keadaan bayi dalam kondisi baik-baik, masa kehamilan akan memasuki 40 week. Air ketuban makin sedikit, bertahan hanya untuk 1 minggu, ada pengapuran plasenta.

Saran Pak dokter, sebaiknya secepatnya dicesar. Jika dipaksakan buat induksi akan fatal akibatnya, karena posisi kepala bayi belum masuk ke mulut rahim, kalo sampe minggu depan gak ada tanda-tanda melahirkan ya harus segera masuk ke RS. Segera minta persetujuan suami untuk proses persalinannya melalui cesar.

Pukul 21.00 WITA, nelpon suami yang sudah balik ke Pohuwato, memberitahukan hasil diagnosa dokter. Suamiku setuju saja mana yang terbaik menurut dokter.

Tanggal 10 sampai dengan 12 Februari 2016, belum ada tanda-tanda mau melahirkan, seperti sakit dibagian perut sampai panggul. Aku lewati hari-hari seperti biasanya. Jalan pagi, melakukan aktivitas rumah, seperti menyapu dan cari kesibukan lainnya seperti cuap-cuap di Diary ini.

Segini aja dulu ya Diary... Tamat untuk story "Masa Kehamilan Pertamaku". Sebenarnya banyak yang ingin aku ceritakan, namun apalah daya, aku juga masih butuh istirahat.

Terakhir, doakan agar persalinanku lancar dan aman, Aamiin... insyaa Allah. See you next time.

0 comments:

Posting Komentar

Hai sobat diary... Terima kasih sudah berkunjung ke diaryku. Semoga tulisannya bermanfaat. Jangan lupa beri Komentar, bisa saran atau tanggapan dari tulisanku sebagai bahan evaluasi nanti. Sering-seringlah mampir ke Diaryku ya? Aku pasti akan melakukan kunjungan balik ke blog teman-teman dan menjalin persahabatan.

Salam
Naya

Komentar Sahabat
Sahabat Diary